About Me

My photo
Indonesia
Alamat: Jl. Andi Nohong No.51 , Panreng, Kec. Baranti, Kab. Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, Kode Pos 91652. Email : kaharuddin.anwar@gmail.com FB : Kaharuddin Anwar Pin BBM : 53BBE933 atau lewat telpon/sms di: LINE, WHATSAPP, WECHAT (aktif) 082332115544 dan 081342115544

Friday, May 27, 2011

Beternak Bebek Intensif



Sumber: Dody Faizal. Shared by Kaharuddin Anwar
Sudah lazim jika sesuatu yang kuno akan bertentangan dengan hal yang modern, dalam perkembangannya manusia selalu menyempurnakan diri dalam usaha memudahkan cara hidupnya, termasuk didalamnya cara menangani ternak. itik atau bebek merupakan sektor usaha yang saat ini semakin serius untuk digeluti, hal ini dapat dilihat dari data statistik dinas peternakan atau kondisi riil di lapangan yang mana baik, daging, telur, maupun ternak yang kian bertambah atau berkembang angkanya kian hari.
dalam beternak itik atau bebek, juga mengalami perkembangan, dahulu bebek digembalakan mengikuti sumber pakan yang ada, misalkan dari panen padi, ke panen padi yang lain, dari sungai- ke sungai yang banyak sumber makanannya, sehingga yang mempunyai bebek harus seharian bekerja atau mengembalakan bebeknya, mengikuti ternak dalam mencari makanan, di daerah persawahan di jawa akan banyak kita temui penggembala itik, di daerah rawa- rawa kawasan kalimantan selatan, banyak terdapat koloni itik yang sengaja di gembalakan, di danau- danau di kawasan sumatra banyak terdapat sumber makanan yang banyak sebagai tujuan para penggembala itik, sehingga dalam hal ini biaya makanan dapat ditekan semaksimal mungkin, atau juga bisa dibilang di tiadakan, biaya hanya diperlukan untuk operasional pada saat pindah tempat dari sumber pakan satu ke sumber pakan lain, dari areal persawahan ke areal lainnya.
di era modern saat ini perubahan alih fungsi tanah, dari areal persawahan berubah menjadi areal perumahan, berubah menjadi daerah industri, atau fungsi lainnya menjadi sebab sistem tradisional semakin hari semakin berkurang, sehingga muncullah sistem intensif yang tidak memerlukan areal panen untuk menghidupi sekelompok itik. semakin hari semakin dapat diketehui kelemahan dari sistem tradisional yang digembalakan, hal yang mendasar adalah produktifitas telur pada sistem tradisional ini, berdasarkan beberapa data produktivitas dari sistem tradisional dengan cara digembalakan adalah 80 sampai 100 butir pertahunnya, adapun jika dengan cara intensif maka produksi bisa ditingkatkan menjadi 250 sampai 300 butir pertahunnya. pemeliharaan itik intensif sama sekali tidak mengenal kata digembalakan, dan memfokuskan pada pemeliharaan itik sistem terkurung, itik sehari- hari hanya di dalam kandang, tidak dikeluarkan sama sekali, jadi itik, baik, makan, minum, tidur, bertelur sepenuhnya didalam kandang. adapun sistem intensif sendiri mengenal beberapa sistem perkandangan antara lain dengan sistem kandang baterai, sistem litter, dsb.
dengan kata lain, sama halnya ayam, itik juga bisa dipelihara secara intensif, tentunya dengan keunggulan bahwa biaya perkandangan pada itik jauh lebih murah daripada ayam, sehingga saat ini sektor ternak, khususnya itik, sekarang sedang dilirik oleh investor, ini terbukti dengan banyaknya para pemodal yang usaha intinya bukan beternak sekarang sudah mulai merambah usaha peternkan itik, dengan pertimbangan itik selain mempunyai daya tahan tubuh yang kuat, juga produksi telur maupun daging mempunyai nilai jual yang cukup tinggi dibandingkan dengan ayam.

No comments:

Post a Comment